Seni

Seni graffiti kerap dicap sebagai aksi vandalisme (sebuah tindakan yang merusak properti orang lain). Kegiatan corat-coret ini pun berujung kejar-kejaran dengan aparat kepolisian. AKSI bomber Makassar atau biasa disebut seniman tembok sangat mudah didapatkan di sejumlah ruas jalan sepanjang AP Pettarani, Cenderawasih, Perintis Kemerdekaan, dan Urip Sumohardjo.

Hanya satu di kepala bomber.Mereka tak suka melihat dinding atau tembok kosong. Adaberbagaimacamgaya dalam membuat graffiti, antara lain huruf liar,mural, master piece, blockbuster, dan bubble.Gaya tersebut disatukan dalam imajinasi para bomber yang menghasilkan karakter manusia. Gambar-gambar tersebut kerap digarap pada kesunyian malam hari.

Maklum, malam merupakan waktu yang tepat menghindari aksi kejar-kejaran dengan pemilik dinding.“ Kalau minta izin pemilik dinding sangat susah. Mereka tak suka. Menurut kami, dinding itu lebih indah jika memiliki gambar daripada tempelan flyer,” ujar salah seorang bomber Makassar,Husni Mubarok. Kendati demikian, dia tetap selalu mengupayakan mendapat izin pemilik dinding.Upaya tersebut untuk menarik simpati masyarakat jika dunia graffitibukanlah aksi vandalisme dan para pembangkang. “Ada segelintir orang yang memberikan izin menggambar di dindingnya. Di satu pihak bakal bilang bahwa graffiti itu perbuatan vandalisme, tapi pihak yang lain mengartikan seni, kebebasan berekspresi.

Kebebasan berekspresi bisa saja diredam, tapi nggak bisa dihentikan,” ujar pria yang berdomisili di Jalan Cenderawasih ini. Pria yang akrab disapa Arok ini mengaku pernah dikejar aparat kepolisian, lantaran membuat graffiti di sebuah rumah toko (ruko) yang berada di Jalan Abd Dg Sirua. Kala itu, dia baru saja ngebom(nyemprot) dua kali tiba-tiba tiga pria berpakaian polisi membubarkan aksi ngebom- nya dan sempat berurusan dengan kantor kepolisian. Pengalaman itu tak menjadi ruang kebebasan ekspresinya terhenti begitu saja.Aksi ngebom berlanjut dari jalan ke jalan lain dalam mencari dinding kosong demi menyalurkan karya-karya mereka.

“Sudah saatnya pemerintah daerah (pemda) memberikan ruang khusus kepada para street art (seniman jalanan) dalam berekspresi secara legal. Seperti di Yogyakarta yang sudah melegalkan dunia graffiti dengan menyiapkan lahan khusus sehingga tak ada lagi dikejar aparat kepolisian,”tandasnya. Kegiatan menggambar dapat mengasah keterampilan seseorang agar kelak dunia ngebom bisa menjadi profesi.Tak dipungkiri bahwa para pelaku graffiti kebanyakan para pencinta seni gambar dan berkecimpung dalam dunia desain dan bidang advertisingatau percetakan. Tak hanya itu, alumni graffiti mulai menyalurkan imajinasi melalui baju atau merchandise yang kerap ditemui di toko atau distro.

“Graffitibukanlah kriminal.Hal ini harus dicamkan dalam diri masyarakat. Graffiti merupakan keindahan,” pungkasnya. Demikian catatan online blog SEO tentang Seni.

0 komentar:

 
 
Copyright © 2012 SEO Hitamku All rights reserved Mas Hari
Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia