Menjelang

Menjelang akhir persidangan kekerasan terhadap pemuka Huria Kristen Batak Protestan Pondok Timur Indah (HKBP-PTI), terdakwa Muharli Barda mengungkapkan rasa sedih terkait kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Kesedihan mantan Ketua FPI Bekasi ini muncul setelah dimintai tanggapan oleh kuasa hukumnya, Shalih Mangara Sitompul, mengenai opsi Gedung eks-OPP sebagai tempat alternatif kebaktian jemaat HKBP-PTI.

"Sebelum itu (opsi Gedung eks-OPP) terjadi, kerukunan umat beragama harus ditegakkan. Kita tidak akan ganggu orang lain kalau orang lain tidak mengganggu kita," ucap Muharli di hadapan majelis hakim yang diketuai Wasdi Permana dalam sidang pemeriksaan terdakwa, Senin (24/1/2011) di Pengadilan Negeri Bekasi, Jalan Pramuka, Kota Bekasi.

Beberapa saat, Muharli yang akrab disapa ustadz ini diam tak berbicara. Lalu, ia berujar, "Saya tidak kuat Pak hakim," sambil meneteskan air mata. Pengisi siaran rutin di Radio Dakta ini melanjutkan berbicara. "Allah memberi kedamaian bagi yang membuka hatinya. Jangan membohongi kami. Kami ingin kedamaian satu dengan lain," tuturnya. Muharli mengakhiri ungkapan rasa sedihnya dengan berteriak takbir berkali-kali sambil menunjukkan telunjuk kanan ke atas dan berkata, "Mohon maaf Pak hakim."

Seusai Muharli Barda memberikan kata-kata terakhir dalam persidangan itu, salah satu pengunjung sidang meneriakkan takbir yang disambut keluarga dan rekan-rekan Muharli Barda. Sidang akan dilanjutkan Kamis (27/1/2011) pada pukul 08.00WIB dengan agenda mendengar keterangan saksi ahli. Demikian catatan online blog SEO tentang Menjelang.

0 komentar:

 
 
Copyright © 2012 SEO Hitamku All rights reserved Mas Hari
Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia