MAKLOEMAT

MAKLOEMAT Kami, pendoedoek Soerabaia, dengen ini menjataken dengen sesoenggoehnja bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.Oleh sebab itoe,kami sepakat mendiriken soeatoe perkoempoelan njang manaroeh kepedoelian pada pelestarian Poesaka Soerabaia dengan seksama dan dalam tempo njang sesingkat-singkatnja. BICARA dan mendengar Soerabaia Tempo Doeloe, orang pasti menyebut serta teringat bangunan kuno yang ditasbihkan sebagai cagar budaya atau heritage. Namun tidak demikian dengan anggota komunitas Sjarikat Poesaka Soerabaia.

Mereka menjadikan apa saja yang terkait Surabaya masa lalu sebagai ”pusaka” yang harus dilestarikan dan dikenang hingga akhir zaman.Bisa cerita rakyat,penyanyi atau kelompok musik asal Surabaya, film yang menyebut nama kota dan atau yang pernah mengambil lokasi syuting alias setting di Surabaya.Singkatnya, semua yang ada embel-embel atau berbau Surabaya. Semangat menjaga warisan kota masa lampau tersebut terpatri bersamaan pembacaan sekaligus penandatanganan Makloemat Sjarikat Poesaka Soerabaia,Kamis Pahing 25 November 2010 di Grha Wismilak Surabaya.

”Selama ini orang menganggap Soerabaia Tempo Doeloe ya bangunan tua, kuno yang menjadi cagar budaya. Padahal tidak harus itu,” tutur Dhahana Adi Pungkas, yang didapuk seksi Divisi Riset dan Pengembangan Audiovisual Sjarikat Poesaka Soerabaia. Pria yang karib disapa Ipung ini selalu rela memanfaatkan hari Minggu untuk oker-oker, ubek-ubek semua yang berbau Surabaya lawas. Bukan karena apa-apa,apalagi mencari sensasi supaya dibilang beda dengan pemuda kebanyakan. Sebaliknya, lebih dikarenakan kesadaran sebagai Arek Surabaya, berupaya ikut aktif memiliki Surabaya. Dan yang tak kalah pentingnya, ketertarikannya pada Surabaya lama setelah mendengar langsung cerita dari dua orang tua,Masini Atmadji (pensiunan Dinas P & K Jatim) dan Sudarti (pensiunan dosen Universitas Negeri Surabaya/ Unesa). Belum lagi cerita dari kakek-nenek maupun orang-orang tua,para pinisepuh.

”Untuk tahu detail tentang Surabaya, untuk memiliki Surabaya tidak harus menjadi duta wisata (Cak dan Ning).Ini adalah cara saya menunjukan kecintaan, tahu dan memiliki Surabaya tercinta,”terus mahasiswa S-2 Magister Manajemen Universitas Pelita Harapan (UPH) Surabaya ini. Berangkat dari tekad tersebut, jebolanFakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga (Fisip Unair) ini meneruskan merangkai ragam hal yang berbau Surabaya masa lalu yang tercecer, terserak, tercerabut, dan tercerai berai. Semuanya bakal dirangkum dalam buku, dan atau minimal foto-foto yang bisa dipamerkan. Yang sudah mulai dikumpulkan bungsu dari empat bersaudara ini adalah cerita tentang keberadaan pabrik es Sari Petojo yang terbakar pada 1990-an.

”Ini tentu aneh dan bisa jadi satu-satunya peristiwa di Surabaya, pabrik es kok terbakar. Lokasi pabrik ini sekarang menjadi areal parkir RS Husada Hutama,” tukas penghobi nonton DVD ini. Cerita legenda perihal asal-usul nama tempat di Surabaya juga tak luput sebagai bidikkan ”proyeknya”. Seperti halnya nama daerah Semut yang konon berasal dari ribuan semut yang mengerubuti ceceran darah ikan Sura dan Baya (Buaya) yang mati setelah bertarung. Dan masih banyak lagi cerita lain. Tak kalah menariknya,pemuda kelahiran 12 Januari 1984 ini juga mengumpulkan film-film lama yang dibuat di Surabaya atau minimal menyebut dan ada kaitannya dengan Surabaya.

Pun demikian dengan penyanyi sekaligus band asal kota pahlawan berikut karyanya. Ini tak lepas dari keberadaannya pada Seksi Divisi Riset dan Pengembangan Audiovisual Sjarikat Poesaka Soerabaia. ”Surabaya kiblatnya musik rock tanah air,bahkan dunia.Ingin bukti?,” tanya Ipung yang juga penikmat film-film indie. Berupaya meyakinkan, Ipung yang ”bermarkas”Krukah Selatan X-B ini membeber film-film nasional yang pernah dibuat di kotanya. Atau penyanyi serta band yang dipandegani Arek-Arek Surabaya. Seperti Tielman Brothers, band terkenal di Belanda yang lebih banyak muncul off air dekade 40-an, mereka adalah anak-anak asal Surabaya. Bahkan kisah dan penuturan mereka yang asli Surabaya dikupas di majalah Rolling Stone.

Belum lagi band cewek jaman dulu (jadul) Dara Puspita yang kirahnya moncer tahun 60-an, juga Gahara, band cewek lain yang menetas di Surabaya.Yang pasti bandband tersebut mengedepankan kualitas bermusik maupun warna vokal, bukan goyangan seperti penyanyi sekarang. Band legendaris AK yang berarti Apotek Kaliasin yang dimotori Ucok Harapan, Sonata Tandjung, dan lainnya, yang kemudian menjelma menjadi SAS Band dengan motor penggerak Syech Abidin,Artur Kaunang,Sonata Tanjung yang akhirnya dikenal sebagai pentolan kelompok rock pada zamannya. Ipung yang fasih bahasa Prancis ini juga tak ketinggalan njlentrehkan film nasional bertajuk Pintu Surga di Neraka Dunia dengan Meriam Bellina dan Rico Tampaty sebagai pemeran.

Film yang dibuat 1983 ini menjadikan Lokalisasi Moroseneng Tandes dan lokasi lain di Surabaya sebagai setting. Belum lagi film Langitku Rumahku yang dibintangi anak Eros Djarot, Banyu Biru dengan kawasan Stasiun Wonokromo, Jembatan Merah, kawasan Ngagel sebagai tempat syuting.Tak kalah serunya, film Inem Pelayan Seksi pertama tahun 1977 yang menjadikan Titik Puspa, mendiang pelawak Djalal, serta Doris Callebout sebagai pemeran dalam film besutan sutradara Nya Abbas Akub tersebut.Gereja Kristus Raja, Simpang Lima, dan Tugu Pahlawan tampak dalam film tersebut. Belum lagi film Sang Primadona yang laris manis di era 1977 dengan bintang utama Joyce Erna yang asli Kapasan Surabaya, didukung Sukarno M Noor dan Rano Karno.

”Film garapan luar negeri juga ada yang menyebut Surabaya sebagai nama kapal atau mengangkat Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, seperti film King Kong buatan tahun 1970,”bebernya. Film-film tersebut kini sudah menjadi bagian 900 koleksi film milik Ipung. ”Untuk cerita dan film, ada yang download. Semua siap dibukukan atau dipamerkan sebagai kutipan cerita dan foto-foto. Saya ingin banyak anak-anak muda Surabaya tahu lebih banyak tentang kotanya di masa lalu,” pungkasnya.

Kiprah Ipung yang tak lazim seperti kebanyakan anak-anak seusianya membuat Cak Nawi, pemerhati ”warisan pusaka”Surabaya mengaku salut. ”Ini yang membuat saya berupaya meluangkan waktu libur untuk ikut langsung menyusuri dan mencari situs atau peninggalan Surabaya masa lampau. Selain kadang dengan Mas Ipung dari Sjarikat Poesaka Soerabaia, saya kadang juga dengan komunitas pecinta Surabaya lama lainnya,”ungkap warga Jagiran ini. Demikian catatan online blog SEO tentang MAKLOEMAT.
READ MORE -> MAKLOEMAT

Jangan

Jangan remehkan barang bekas di rumah Anda. Dengan sentuhan kreatif, barang-barang yang mungkin sudah tidak terpakai bisa jadi aksesori yang akan mempercantik penampilan Anda. Seperti yang ditunjukkan oleh delapan mahasiswa LaSalle College Surabaya yang kemarin menghadirkan aksesoris-aksesoris yang fashionable dari material-material daur ulang. Mereka adalah Tri Juni Lisa yang menghadirkan permainan resleting dan gesper, Hanaikan memanfaatkan keranjang rotan bekas, Soegiyono yang merangkai ulang kabel-kabel dan benda elektronik, Yosephine yang mengutakatik rubik dan kancing.Ada juga Gracia Natania yang menyusun tutup botol, Erika yang merombak plastik mika dan benang bolah, Silvia Santoso dengan susunan bijih kopi dan Deddy yang bermainmain dengan pita-pita dan meteran jahit bekas.

Markteing Admission Advisor LaSalle College Surabaya Shelly Walean menyatakan, pada workshop yang bertema Living Through Design kemarin, para mahasiswa semester II ini memang ditantang untuk memberi sentuhan pada berbagai material bekas di sekitar mereka untuk didaur ulang menjadi benda yang lebih bernilai. Lebih fokus lagi untuk mencipta aksesoris pakaian yang menunjang rancangan fesyen yang ada. Maka, lahirlah berbagai rancangan aksesoris pakaian yang unik namun cantik. Seperti karya Erika yang membuat sayap-sayap malaikat dari kertas dan mika.Atau yang tidak kalah unik adalah hiasan rambut yang terbuat dari rangkaian piringan CD bekas.Ada pula permainan resleting atai zipper dengan gesper bekas.“Hal-hal semacam ini tidak ada di pelajaran,tapi menjadi kreasi yang coba kita lakukan.

Ada proses eksplorasi dan kreatif yang coba dihadirkan,”ujar Shelly. Selain itu, lanjut Shelly, workshopini juga sekaligus menjadi softlaunching dan pengenalan program baru LaSalle College.Yaitu program Jewellery Design yang akan memberikan sekilas desain di dunia glamor perhiasan.“Melalui workshop ini kami berusaha memberikan kontrbusi kepada industri kreatif dan yang terbaik untuk bidang desain dan fesyen di Surabaya,” ungkap Shelly. Tri Juni Lisa menyatakan, sejauh ini tantangan dari para dosen pembimbingnya memang cukup segar. Dengan resleting dan gesper memang harus ada tema yang kuat. Setelahberpikirkeras, akhirnya iamencoba menyusun kedua mebda menjadi ornamen pada busana wanita yang terbuat dari baha suede.“Saya coba menghadirkan nuansa maskulin dengan kehadiran unsur logam dari resleting dan gesper.

Kesannya jadi seksi sekaligus gagah,”ujarnya. Untuk karyanya tersebut, ia menghabiskan waktu sekitar 3 hari untuk pengerjaan.Menurutnya yang paling menegangkan adalah saat harus membuat konsep.Proses ini juga memakan waktu lebih lama. Demikian catatan online blog SEO tentang Jangan.
READ MORE -> Jangan

Angklung Caruk

Angklung Caruk adalah sebuah pertunjukan seni musik yang sangat menarik dari Kabupaten Banyuwangi. Bentuk pergelarannya mengingatkan pada acara televisi “Berpacu Dalam Melodi” yang dibawakan Koes Hendratmo di TVRI. Pasalnya, ada lebih dari satu tim yang bermain dalam satu panggung. Mereka bertarung untuk mendapatkan predikat terbaik dari lawan-lawannya. Uniknya permainan ini jauh lebih dulu hadir daripada kuis Berpacu Dalam Melodi.

Pementasan musik etnis ini tadi malam dipentaskan di Taman Budaya Jawa Timur. Menurut Kamus Budaya dan Religi Using karya Prof. Dr. Ayu Sutarto, MA, pengertian Caruk atau Carok di sini mengacu pada perlombaan, pertandingan, atau pertarungan. Dalam pergelaran dalam satu panggung ini para pemain angklung dari masing-masing grup berusaha untuk bermain lebih baik dan lebih hebat dari lawan mainnya. Bagi sebagian masyarakat Banyuwangi khususnya masyarakat Osing kesenian Angklung Caruk sudah tidak asing lagi.

Sekitar satu dekade yang lalu kesenian ini masih menampakkan dirinya di beberapa acara yang diselenggarakan masyarakat seperti acara perkawinan, khitanan maupun acara lain seperti perayaan hari kemerdekaan RI. “Namun sekarang ini sudah sangat jarang di jumpai,maka dari itu saya berusaha menampilkan sisi menarik dari Angklung Caruk ini,” ujar Heri salah satu panitia. Sementarapenontonnya terbagi dalam tiga kelompok,yakni dua diantaranya merupakan kelompok yang berseberangan yang masingmasing mendukung angklung kesayangannya. Sedangkan satu kelompok lain bersikap netral,member apresiasi yang adil kepada grup-grup angklung yang sedang bertanding. Angklung Caruk diduga berasal dari jenis kesenian Legong Bali.

Dalam setiap pementasannya yang yang dipertandingkan sekurang- kurangnya terdiri dari dua grup untuk memperebutkan gelar sebagai grup berpenampilan terbaik. Kecepatan irama angklung dan lagu-lagu yang dibawakan sangat dipengaruhi oleh nuansa angklung Bali. Namun dalam pergelaran Angklung Caruk juga terdapat perpaduan dengan gamelan slendro dari Jawa. Dalam pertunjukan Angklung Caruk juga ditampilkan beberapa tarian, antara lain Tari Jangeran, Tari Gandrungan,Cakilan,Kuntulan dan tari daerah Blambangan. Instrumennya terdiri dari angklung, gendang, slenthem, saron, peking,kethuk, dan gong. “Kesenian ini semakin terlihat menarik, disertai dengan penari yang telah lama mendalami seni tarian tersebut,”imbuhnya. Kali ini, pergelaran Angklung Caruk menyajikan karya dari Komposer Sunardiyanto, dengan selingan tari Kuntulan dan Kundaran.

Tarian khas Using atau Banyuwangiinidibawakanolehpenari perempuan dengan gerak dasar Tari Gandrung. Iringannya adalah rebana, jodor, ditambah kethuk, gendang, keluncing, gong dan kadang juga menggunakan organ. Demikian catatan online blog SEO tentang Angklung Caruk.
READ MORE -> Angklung Caruk

PSM Makassar

PSM Makassar nyaris saja membawa pulang tiga poin penuh saat dijamu tuan rumah Bandung FC pada laga lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) di stadion Siliwangi, tadi malam. Sayang, masih rapuhnya lini pertahanan membuat skuad Juku Eja-julukan PSM harus rela membawa pulang satu poin setelah berhasil ditahan imbang 1-1 oleh Laskar Siliwangi- sebutan Bandung FC. PSM unggul lebih awal lewat sundulan kapten tim sekaligus ikon PSM Andi Oddang dimenit ‘44. Namun memasuki babak kedua, kiper PSM yang dipercayakan kepada kiper pelapis M Guntur, justeru kebobolan melalui Perry N Somah dimenit 66. Pelatih PSM Makassar Wilhelmus ‘Wim’ Gerardus Rijsbergen mengaku jika hasil seri tersebut lantaran lini pertahanan kurang konsentrasi. Gol yang yang bersarang di gawang AM Guntur itu terjadi karena diskomunikasi benteng pertahanan.

“Unggul di babak pertama tapi justru menurun di babak kedua.Seharusnya kita bisa memenangkan pertandingan,” kata pelatih yang akrab disapa Wim ini. Menurutnya, PSM bisa saja unggul jika pemain andalannya, Richard Knopper berhasil menyarangkan gol.“Seharusnya Knopper bisa cetak gol, Hanya saja bola masih terlalu jauh di atas.Tapi, hasil imbang ini tidak sia-sia bagi kita,” ungkapnya. Meski hasil seri, namun laga tadi malam menjadi momentum terbaik bagi Andi Oddang. Dia akhirnya membuktikan ketajamannya setelah mandul pada empat laga yang telah dilakoni PSM. Bomber kelahiran Jeneponto, Sulsel ini, telah menjadi bintang dengan menyumbangkan satu poin bagi timnya melalui gol dari sundulannya di menit 44. Ini sekaligus menjadi gol perdana mantan bomber Persebaya Surabaya ini selama membela PSM di kompetisi LPI.

Sebelumnya, dari empat pertandingan yang dilakoni PSM, Oddang tidak pernah menyumbangkan satu gol pun. Beberapa kali dia berjanji ingin mencetak gol. Sayang, beberapa peluang disia-siakan. Setidaknya, gol yang dipersembahkan pemilik nomor punggung 78 ini menjadi motivasi untuk menambah pundi-pundi gol PSM pada laga selanjutnya. “Saya senang sekali sudah bisa cetak gol malam ini (tadi malam). Bola crossing sudah saya tunggu. Pas di kepala, saya arahkan sebaik mungkin ke gawang. Saat melihat bola itu masuk ke gawang, saya sangat kegirangan,” tutur Oddang usai pertandingan. Pada laga tadi malam,Bandung FC harus berbagi hasil imbang 1-1 dari tim anak-anak Makassar.Hasil tersebut juga menjadi poin pertama mereka setelah menuai lima kekalahan beruntun.

Tampil menyerang, tim Laskar Siliwangi berhasil membuka peluang pada menit ke- 5. Hendrie menggebrak melalui umpan Yaris Riyadi yang tendangannya disambar Perry,namun bola masih bisa ditangkap Am Guntur. Tim tamu berusaha keluar dari tekanan enam menit berselang.Andi Oddang yang lepas dari kawalan Nuralim membuka peluang, namun tembakannya masih melebar di sisi tiang. Pada menit ke-33 Diva Tarkas memanfaatkan celah pertahanan Bandung FC yang belum berkoordinasi dengan baik. Namun tembakan Diva membentur tiang gawang. Selang dua menit, tendangan terukur Hendrie saat mengambil bola mati juga membentur tembok pertahanan. Petaka bagi Bandung FC terjadi pada menit 43.

Kapten PSM Andi Oddang berhasil mengoyak jala Bandung FC setelah menerima tendangan bebas Knopper. Sundulan Oddang membawa unggul PSM hingga turun minum. Babak kedua baru berjalan enam menit, sundulan Michael Ndubuisi berada tipis di sisi tiang gawang.PSM nyaris memperbesar kedudukan andai tendangan Knopper yang berhasil mengelabui kiper Rifki di menit 54.Sayang, bola masih terlalu melambung. Kedua kesebelasan tampil ngotot hingga pertengahan babak kedua. Penonton bersorak saat gol terjadipadamenit66. Pemainanyar, Aji Nurpijal berhasil memberikan umpan manis yang disundul Perry N Somah.

Hingga wasit Jayric asal Filipina yang memimpin pertandingan tersebut meniupkan peluti panjang, skor tetap tidak berubah 1-1. Pelatih Bandung FC mengaku cukup puas atas hasil yang diraih pasukannya. Nandar mengatakan, pertandingan berlangsung cukup seru dna menarik.“Hasil ini cukup karena kita melawan sebuah tim dengan nama besar. Penampilan pemain sudah menunjukan perkembangan,” ujar Nandar. Pelatih yang menargetkan satu poin pada pertandingan ini menilai, para pemain menunjukkan perjuangan. “Kita pernah berusaha untuk meraih hasil maksimal namun kekalahan terulang lagi.Tetapi, malam ini para pemain sudah berjuang,”jelasnya.

Manajemen Tetap Bangga

Hasil seri yang diopersembahkan oleh Andi Oddang dkk saat dijamu tuan rumah Bandung FC di stadion Siliwangi, Bandung, tadi malam, ternyata memberi kepuasan tersendiri bagi manajemen PSM. Managing Director PSM Husain Abdullah mengaku, satu poin merupakan hasil yang baik. Meskipun bermain di kandang lawan, akan tetapi ada poin yang bisa dibawa pulang. “Kami bangga, meski pun hanya satu poin yang dibawa pulang,”tuturnya. Dia menambahkan, kekalahan PSM di kandang Persema Malang (22/1) lalu, harus menjadi kekalahan terakhir tim.Pada laga selanjutnya, PSM tidak boleh kalah lagi. Jika memang lawannya berat, maka cukup hasil seri saja. “Tapi tidak berlaku untuk di laga kandang,” tandasnya.

Menilai permainan anak-anak Makassar, Husain mengaku sudah cukup puas.Hanya saja, pada babak kedua permainan Andi Oddang dkk mulai menurun dan sedikit kurang fokus. Selain itu, permainan individu pemain juga masih sangat minim. Terbukti beberapa kali kehilangan dan kalah bola dari lawan. “Tapi kami sudah puas dengan hasil ini. Soal kekurangan tim, itu adalah tugas tim pelatih untuk memperbaikinya.Yang jelas, untuk laga kandang selanjutnya tidak ada laga hasil seri atau kalah. PSM harus menang di kandang,”tambahnya.

Sementara itu,aksi perdana kiper pelapis PSM M Guntur pada laga lanjutan LPI, tadi malam, mulai menunjukkan tajinya. Pemain kelahiran Jeneponto, Sulsel, ini beberapa kali melakukan penyelamatan gawang tim kebanggaan masyarakat Sulsel itu. Demikian catatan online blog SEO tentang PSM Makassar.
READ MORE -> PSM Makassar

Kepergian

Kepergian Adjie Massaid, mantan aktor yang kini menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, mengejutkan semua pihak. Adjie yang bertubuh atletis dikenal memiliki gaya hidup sehat: rajin berolahraga. Hobinya adalah main sepak bola.

Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengaku sangat terkejut mengetahui kabar berpulangnya Adjie. Menurut Ruhut, selama ini Adjie tidak pernah mengeluh tentang penyakitnya.

"Saya kaget. Enggak ada tanda-tanda, siang masih sama saya, rapat fraksi. Kami pisah dia mau Jumatan (shalat Jumat)," katanya ketika ditemui di kediaman Adjie, Jalan Taman Cilandak II Blok E Nomor 14, Cilandak Barat, Jakarta, Sabtu (5/2/2011).

Ruhut menuturkan, Jumat sore Adjie melakoni hobinya, mengolah bola di lapangan futsal. Adjie tiba di rumahnya di Jalan Taman Cilandak, Jakarta Selatan, sekitar pukul 22.00. Di depan pintu rumah, Adjie tiba-tiba tersungkur. Dadanya sakit dan ia mengeluh sesak napas. Ia segera dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati. Namun, nyawanya tidak tertolong. Ia menutup mata pada usia 43 tahun.

"Semoga Angie (istri Adjie, Angelina Sondakh) dan keluarga, juga anaknya yang dua itu (Alya dan Salwa, anak dari pernikahan Adjie dengan Reza Artamevia) diberi ketabahan, karena waktu proses (perceraian) dulu, saya yang memberi semangat anak-anaknya," kata Ruhut.

Partai Demokrat, lanjut Ruhut, merasa kehilangan atas kepergian Adjie. Ia mengatakan, Partai Demokrat akan memberikan penghargaan kepada Adjie. "Ada penghargaan, ada medali, saya yakin akan ada," katanya.

Selain Ruhut Sitompul, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tampak melayat ke rumah duka. Terlihat pula sejumlah politikus Partai Demokrat lainnya, seperti Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah dan Ketua DPR Marzuki Alie. Sejumlah menteri kabinet, seperti Hatta Rajasa dan Tiffatul Sembiring pun tampak melayat.

Rencananya, jenazah Adjie akan dibawa ke Gedung DPR sekitar pukul 10.00 untuk mendapat penghormatan terakhir sebelum dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, seusai shalat dzuhur. Demikian catatan online SEO tentang Kepergian.
READ MORE -> Kepergian
 
 
Copyright © 2012 SEO Hitamku All rights reserved Mas Hari
Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia